Rabu, 29 April 2015

Sekilas Biografi Tokoh Nasional H. Agus Salim.

Hasil gambar untuk HAJI AGUS SALIM
Haji Agus Salim lahir dengan nama Mashudul Haq yang bermakna " pembela kebenaran ". Dia Lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884. Dia jadi anak ke empat Sultan Moehammad Salim, seseorang jaksa di suatu pengadilan negeri. Lantaran harga tv samsung kedudukan ayahnya Agus Salim dapat belajar di sekolah-sekolah Belanda dengan lancar, terkecuali lantaran dia anak yang cerdas. Dalam umur muda, dia sudah kuasai sekurang-kurangnya tujuh bhs asing ; Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jepang, serta Jerman. Pada 1903 dia lulus HBS (Hogere Burger School) atau sekolah menengah atas 5 th. pada umur 19 th. dengan predikat lulusan paling baik di tiga kota, yaitu Surabaya, Semarang, serta Jakarta.

Karenanya, Agus Salim mengharapkan pemerintah ingin mengabulkan permintaan beasiswanya untuk meneruskan sekolah kedokteran di Belanda. Namun, permintaan itu nyatanya tidak diterima. Dia patah arang. Namun, kecerdasannya menarik perhatian Kartini, anak Bupati Jepara. Suatu kutipan dari surat Kartini ke Ny. Abendanon, istri petinggi yang memastikan pemberian beasiswa pemerintah pada Kartini : “Kami tertarik sekali pada seseorang anak muda, kami mau lihat dia dikarunia bahagia. Anak muda itu namanya Salim, dia anak Sumatera asal Riau, yang dalam th. ini, ikuti ujian penghabisan sekolah menengah HBS, serta ia keluar juga sebagai juara. Juara pertama dari ketiga-tiga HBS! Anak muda itu mau sekali pergi ke Negeri Belanda untuk belajar jadi dokter. Sayang sekali, situasi keuangan harga tv sony tak sangat mungkin. ”

Lantas, Kartini mereferensikan Agus Salim untuk menukar dianya pergi ke Belanda, lantaran pernikahannya serta kebiasaan Jawa yang tidak sangat mungkin seseorang puteri bersekolah tinggi. Langkahnya dengan mengalihkan beasiswa sebesar 4. 800 gulden dari pemerintah ke Agus Salim. Pemerintah pada akhirnya sepakat. Namun, Agus Salim menampik. Dia berasumsi pemberian itu lantaran usul orang lain, bukanlah lantaran penghargaan atas kecerdasan serta jerih payahnya. Salim tersinggung dengan sikap pemerintah yang diskriminatif. Apakah lantaran Kartini datang dari keluarga bangsawan Jawa yang mempunyai jalinan baik serta erat dengan petinggi serta tokoh pemerintah hingga Kartini gampang beroleh beasiswa?

Terakhir, Agus Salim pilih pergi ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja juga sebagai penerjemah di konsulat Belanda di kota itu pada 1906-1911. Disana, dia memperdalam pengetahuan agama Islam pada Syech Ahmad Khatib, imam Masjidil Haram yang juga pamannya, dan pelajari diplomasi. Sepulang dari Jedah, dia membangun sekolah HIS (Hollandsche Inlandsche School), serta lalu masuk dunia gerakan nasional. Karier politik Agus Salim bermula di SI, berhimpun dengan HOS Tjokroaminoto serta Abdul Muis pada 915. Saat ke-2 tokoh itu mengundurkan diri dari Volksraad juga sebagai wakil SI disebabkan kekecewaan mereka pada pemerintah Belanda, Agus Salim menukar mereka sepanjang empat th. (1921-1924) di instansi itu. Namun, seperti pendahulunya, dia terasa perjuangan “dari dalam” tidak membawa faedah. Dia keluar dari Volksraad serta berkonsentrasi di SI.

Pada 1923, benih perpecahan mulai muncul di SI. Semaun serta kawan-kawan menginginkan SI jadi organisasi yang cenderung ke kiri, sedang Agus Salim serta Tjokroaminoto menampiknya. Buntutnya SI terbelah dua : Semaun membuat Sarekat Rakyat yang lalu beralih jadi PKI, sedang Agus Salim terus bertahan di SI. Karir politiknya sebenarnya
tak demikian mulus. Dia pernah dicurigai rekan-rekannya juga sebagai mata-mata lantaran pernah bekerja pada pemerintah. Terlebih, dia tidak pernah di tangkap serta dipenjara seperti Tjokroaminoto. Namun, sebagian tulisan harga tv toshiba serta pidato Agus Salim yang menyinggung pemerintah mematahkan tuduhan-tuduhan itu. Bahkan juga dia sukses menukar posisi Tjokroaminoto juga sebagai ketua sesudah pendiri SI itu wafat dunia pada 1934.

Terkecuali jadi tokoh SI, Agus Salim juga adalah salah satu pendiri Jong Islamieten Bond. Disini dia bikin dobrakan untuk meluluhkan doktrin keagamaan yang kaku. Dalam kongres Jong Islamieten Bond ke-2 di Yogyakarta pada 1927, Agus Salim dengan kesepakatan pengurus Jong Islamieten Bond menjadikan satu tempat duduk wanita serta laki-laki. Ini tidak sama dari kongres dua th. pada awal mulanya yang dipisahkan tabir ; wanita di belakang, laki-laki di depan. ”Ajaran serta semangat Islam memelopori emansipasi wanita, ” katanya. Agus Salim pernah jadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada akhir kekuasaan Jepang. Saat Indonesia merdeka, dia diangkat jadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Kepiawaiannya berdiplomasi bikin dia diakui juga sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I serta II dan jadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta. Setelah pernyataan kedaulatan Agus Salim ditunjuk juga sebagai penasehat Menteri Luar Negeri.
Reply With Quote

Tidak ada komentar:

Posting Komentar