Senin, 23 Maret 2015

Sejarah Kata Lo dan Gue di Betawi

Kata “Lo” dan “Gue” emang merupakan kata yang sudah sangat lama digunakan oleh masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta. Kedua kata ini sangat populer digunakan oleh masyarakat sejak tahun 70-an sampai saat ini. Kata “Lo” yang berarti kamu dan “Gue” yang artinya saya atau aku, sering digunakan karena terkesan simple dan santai untuk orang yang sebaya. Tapi kata “Lo” dan “Gue” ini akan sangat tidak sopan digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dari kita. Dan dari pengalaman saya, kata “Lo” dan “Gue” ini mulai eksis digunakan oleh warga Malaysia dan Singapura. Ya mungkin disebarkan sama TKI-TKI yang kerja disana !!!



Pada mulanya sih saya kira kedua kata ini merupakan bahasa asli dari suku Betawi, karena kedua kata ini banyak di gunakan oleh masyarakat Betawi dan menyebar ke seluruh masyarakat yang tinggal di Jakarta bahkan keluar negeri. Karena saya sangat tertarik oleh asal-muasal kedua kata ini, mulailah saya mencari informasinya. Dan yang bikin saya kaget, ternyata kedua kata ini merupakan kata-kata yang berasal dari China. Kedua kata ini juga sudah dipergunakan sejak abad ke 16 dimana banyak para pedagang China yang berdatangan ke Indonesia termasuk Jawa dan Jakarta.

[IMG][/IMG]

Kata “Gue” dan “Lo” ini berasal dari bahasa Mandarin Hokkien yang merupakan bahasa China. Ini merupakan tulisan kata “Gue/Gua” yang berarti “Saya/Aku” menurut bahasa Mandarin Hokkien (我),dan yang satu ini adalah tulisan kata “Lo/Lu” yang berarti “Kamu/Anda” menurut bahasa Mandarin Hokkien (你). Maksud dari bahasa Mandarin Hokkien adalah bahasa Mandarin yang telah disederhanakan.

Tapi pertanyaan saya adalah kenapa kok kedua kata ini paling sering digunakan oleh masyarakat Jakarta??? Dan pertanyaan gw terjawab karena pada masa kedatangan China di abad 16, kedua kata ini sangat eksis di setiap daerah di Indonesia. Namun pada masa kolonial Belanda, pusat perdagangan adalah Jakarta dimana para pedagang lebih banyak yang mampir ke pelabuhan Sunda Kelapa pada masa itu, termasuk juga para pedagang China. Tidak hanya itu, para warga China pun banyak yang menetap di Jakarta dan juga mengenalkan tradisi dan bahasa mereka kepada masyarakat Jakarta sampai saat ini. Alasan lain juga karena dari semua daerah di Indonesia, hanya Jakarta lah yang terbuka dengan budaya dan bahasa dari negara lain sehingga bahasa-bahasa dari China, Belanda, dan negara lain cepat berkembang dan terus digunakan sampai saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar